Sabtu, 25 Februari 2012

Syarat dan Proses yang mempengaruhi terbentuknya FOSIL



Prose yang mempengaruhi terbentuknya fosil :
  • Histometabasis = Penggantian sebagian tubuh fosil tumbuhan dengan pengisian mineral lain (cth : silika) dimana fosil tersebut diendapkan
  • Permineralisasi = Histometabasis pada binatang
  • Rekristalisasi = Berubahnya seluruh/sebagian tubuh fosil akibat P & T yang tinggi, sehingga molekul-molekul dari tubuh fosil (non-kristalin) akan mengikat agregat tubuh fosil itu sendiri menjadi kristalin
  • Replacement/Mineralisasi/Petrifikasi = Penggantian seluruh bagian fosil dengan mineral lain
  • Dehydrasi/Leaching/Pelarutan
  • Mold/Depression = Fosil berongga dan terisi mineral lempung
  • Trail & Track
    • Trail = cetakan/jejak-jejak kehidupan binatang purba yang menimbulkan kenampakan yang lebih halus
    • \Track = sama dengan trail, namun ukurannya lebih besar
    • Burrow = lubang-lubang tempat tinggal yang ditinggalkan binatang purba

Syarat terbentuknya fosil :

  1. Mempunyai bagian yang keras
  2. Segera terhindar dari proses-proses kimia (oksidasi & reduksi)
  3. Tidak menjadi mangsa binatang lain
  4. Terendapkan pada batuan yang berbutir halus >>> agar tidak larut
  5. Terawetkan dalam batuan sedimen
  6. Terawetkan dalam waktu geologi (minimal 500.000 tahun)


Sabuk Radiasi Van Allen (Van Allen Belts)


Sabuk Radiasi Van Allen (Van Allen Belts), adalah dua buah sabuk radiasi (atau juga sering dianggap sebagai sebuah sabuk tunggal dengan intensitas bervariasi) yang menggantung pada ketinggian 3000 dan 35.000 km diatas atmosfir Bumi. Keberadaan sabuk ini pertama kali terdeteksi oleh satelit Explorer 1. Satelit yang diluncurkan pada 31 Januari 1958 ini adalah satelit pertama yang berhasil diluncurkan ke orbit oleh Amerika Serikat.

Sabuk ini dinamai menurut nama James A. Van Allen, seorang ahli astrofisika berkebangsaan Amerika yang pertama kali memprediksi keberadaan sabuk ini setelah melakukan interpretasi atas data yang dikirimkan oleh Explorer. Daerah dimana sabuk radiasi ini berada disebut sebagai magnetosfir untuk membedakannya dengan lapisan atmosfir. Partikel pada sabuk radiasi ini berputar sepanjang jalur magnetik Bumi yang membentang diatas katulistiwa ke kutub utara hingga kutub selatan untuk kemudian kembali ke atas garis katulistiwa. Lontaran partikel dari matahari yang terperangkap oleh sabuk radiasi ini inilah yang bertanggung jawab terhadap terjadinya aurora, khususnya aurora borealis (aurora yang terjadi di kutub utara). Sabuk radiasi Van Allen juga berfungsi sebagai semacam tameng pelindung yang mencegah radiasi yang berbahaya agar tidak sampai mencapai Bumi.

Selasa, 24 Januari 2012

Kegunaan Fosil

Kegunaan fosil dalam kaitannya dengan ilmu geologi ^^ yaitu :

1. Mementukan umur relatif batuan
Fosil dapat digunakan untuk menentukan umur relatif suatu batuan yang terdapat/terkandung dalam fosil. Batuan yang berasal dari suatu jaman tertentu mengandung kumpulan fosil yang tertentu, yang lain dari fosil yang terkandung dalam batuan yang berasal dari jaman geologi yang lain.

2. Menentukan korelasi batuan antara tempat yang satu dengan tempat lain.
Dengan diketahui fisil yang diketemukan, maka dapat disimpulkan bahwa beberapa daerah yang disitu ditemukan fosil yang sama, maka lapisan batuan pada daerah tersebut terbentuk pada masa yang sama.

3. Mengetahui evolusi makhluk hidup
Para ahli paleontologi, setelah meneliti isi fosil dari lapisan batuan batuan yang berbeda-beda umurnya berkesimpulan bahwa batuan yang lebih tua mengandung fosil yang lebih sedikit, bentuknya lebih primitip. Semakin muda umur batuannya, isi fosilnya semakin banyak dan strukturnya semakin canggih. Dari sini kemudian para ahli tersebut berkesimpulan bahwa organisme yang pernah ada di bumi kita ini mengalami perkembangan, mulai dari sederhana menunju ke bentuk yang lebih kompleks dalam waktu yang sangat lama. Hal ini yang kemudian dikembangkan oleh ahli biologi sebagai teori evolusi organisme.

4. Menentukan keadaan lingkungan dan ekologi yang ada ketika batuan yang mengandung fosil terbentuk.

Jenis - Jenis Fosil


a. Fosil yang berupa fragmen
Fosil merupakan fragmen, dimana fragmen ini bisa mengalami perubahan dan ada yang tidak bisa mengalami perubahan.

b. Fosil tidak terubah.
Pada fosil ini, organisme yang terawetkan komposisi semula tidak mengalami perubahan.

c. Fosil terubah
Pada fosil ini, komposisi fosilnya telah mengalami perubahan. Perubahan itu dapat berupa :
• Permineralisasi : bagian-bagian organisme yang porous terisi oleh mineral-mineral sekunder
• Replacement : mineral sekunder mengganti semua material fosil yang asli
• Rekristalisasi : butiran halus pada mineral asli menyusun kembali ke dalam kristal yang lebih besar dari material sebelumnya.

d. Fosil jejak atau bekas
Dibedakan menjadi :
• Track, trail dan burrow
Track adalah jejak berupa tapak, trail ialah jejak berupa seretan, sedangkan burrow berupa jejak galian dari organisme penggali.

• Mold, Cast, dan Imprint
Mold ialah cetakan yang terbentuk oleh fosil dimana fosil tersebut terlarutkan seluruhnya, cast ialah mold yang terisi oleh mineral sekunder membentuk jiplakan secara kasar mirip dengan fosil asli.

• Cuprolite
Cuprolit ialah fosil yang berupa kotoran dari hewan. Dari kotoran ini, dapat diketahui makanan, tempat hidup, dan ukuran relatifnya.

• Fosil kimia
Fosil kimia ialah fosil yang berupa keadaan kiimia pada masa lampau seperti jejak asam organik.

e. Fosil indeks
Fosil indek adalah fosil yang digunakan sebagai penunjuk waktu geologi. Fosil ini meliputi 2 keadaan, yaitu :

• Fosil yang mempunyai kisaran yang panjang : fosil terdapat pada beberapa batuan yang berasal dari beberapa jaman geologi yang berurutan.

• Fosil dengan kisaran yang pendek : fosil yang hanya terdapat pada batuan yang berasal dari satu jaman geologi tertentu saja, atau bahkan hanya berasal dari sebagian jaman tertentu

Sifat Kristal


Assalamu'alaikum...
Douzo yonde kudasai ^^

A. Rasa
Rasa bukanlah yang pertama atau mungkin yang terakhir dalam mendiskripsi mineral. Namun, rasa kadang-kadang merupakan suatu karakteristik yang sangat baik dan suatu kunci dalam mengidentifikasi beberapa mineral. Umumnya mineral yang biasa dirasa/dicicipi adalah garam-batuan atau halit, tetapi ada beberapa mineral yang mempunyai suatu rasa yang membedakan.

Ketika merasakan suatu mineral, janganlah langsung menjilat mineral tersebut karena kemungkinan mineral tersebut beracun. Hal yang perlu dilakukan yaitu membasahi jari lalu sentuhkan jari tersebut ke mineral kemudian jilatlah jari tersebut. Dengan cara ini, seandainya mineral tersebut beracun maka hanya sedikit racun yang masuk ke mulut.
Beberapa mineral mempunyai rasa yang unik dan tidak dapat diuraikan kecuali garis besarnya, tetapi dengan berlatih dan mencoba, mineral bisa dengan mudah dikenali.

Berikut ini beberapa contoh mineral yang mempunyai rasa tertentu :


  • Borax     (alkali manis)
  • Chalcanthit    (logam manis)
  • Glauberit   ( pahit agak asin)
  • Halit     (asin)
  • Hanksit (asin)
  • Silvit     (pahit)


B. Ketembusan Cahaya
Ketembusan cahaya adalah kemampuan mineral untuk melewatkan cahaya/sinar. Sifat ini dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu :

1. TRANSPARAN MINERAL
Transparan mineral ialah sifat mineral dimana mineral tersebut mampu melewatkan cahaya dan tembus pandang seperti kaca.
Contoh transparan mineral :
- Topaz
- Kalsit

2. TRANSLUCENT MINERAL
Translucent mineral ialah sifat mineral dimana mineral tersebut tembus cahaya tetapi tidak tembus pandang.
Contoh translucent mineral :
- Witherit
- Gipsum

3. OPAK MINERAL
Opak adalah sifat mineral dimana mineral tidak tembus cahaya meskipun dalam bentuk helaian/lembaran yang sangat tipis. Biasanya mineral ini mempunyai kilap metalik.
Contoh Opak mineral :
- Bixbyite
- Hematit

C. BAU MINERAL
Beberapa mineral mempunyai bau tertentu. Pada umumnya, bau mineral tidaklah begitu tercium kecuali mineral tersebut baru saja digali. Contoh mineral yang memiliki bau yaitu :

    * Mineral sulfur dan juga kelompok mineral sulfida ( markasit, galena, kalkosit, dll) mempunyai bau yang sangat menyengat dan khas.
    * Arsenopirit (mineral arsenik yang beracun) berbau seperti bawang putih ketika mineral ini dihancurkan.


D. REAKSI DENGAN ASAM
Mineral yang dapat bereaksi dengan asam cenderung merupakan kelompok mineral karbonat. Kelompok ini dicirikan dengan adanya gugus anion kompleks, yaitu CO32-. Reaksi dengan asam akan menyebabkan mineral menjadi tidak stabildan akan memutuskan ikatan dan membentuk air dan CO2. Sebagai contoh kalsit, reaksinya yaitu:

CaCO3 + 2H(+1) -------> Ca(+2) + H2O + CO2 (gas)

Pada reaksi ini terjadi suatu gelembung dan buih. Gelembung dan buih ini merupakan reaksi yang menandai adanya ion karbonat. Untuk mendeteksi ion karbonat biasanya digunakan asam HCl.